Diposkan pada Review, Series Thailand, Tulisan

REVIEW BAD GENIUS THE SERIES (2020)

Bad Genius The Series

WARNING ! LONG POST ! CONTAIN SPOILER !

Halo semuanya. Kembali lagi bersama Cendekia. Kali ini aku mau ngasih ulasan atau review mengenai Bad Genius The Series yang baru-baru ini tayang di WeTV,dan juga menjadi pembicaraan yang hangat.

kayaknya nggak usah babibu lagi,yuk langsung kita menuju perkenalan dan intinya.

Bad Genius
  • Judul: ฉลาดเกมส์โกง
  • Judul lain: Bad Genius: The Series , Chalard Games Goeng
  • Screenwriter & Director: Pat Boonnitipat
  • Stasiun Penayangan : WeTV , iflix , dimsum entertainment
  • Pemain
Pemain Bad Genius The Series
  1. Juné Plearnpichaya Komalarajun sebagai Lin/Lyyn
  2. Jaonaay Jinjett Wattanasin sebagai Bank
  3. Ice Paris Intarakomalyasut sebagai Pat
  4. Nana Sawanya Paisarnpayak sebagai Grace
June sebagai Lin

Lyyn adalah seorang anak genius dan merupakan murid teladan. Orangtuanya sudah bercerai sejak Lin masih berusia 6 tahun. Lin tinggal bersama ayahnya sedangkan ibunya tinggal dan menikah di Australia.

Lin menjuarai kompetisi

Dia bersekolah di Sekolah Pendidikan Bangkok dengan mendapat beasiswa.  Lin awalnya mengira dia bersekolah di sekolah Pendidikan Bangkok karena mendapat beasiswa namun ternyata ayahnya diam-diam membayar uang sekolah Lin dan tentunya tanpa sepengetahuannya.

Grace dan Lin

Di SMA, dia bertemu dengan Grace dan bersahabat dengannya. Grace merupakan putri dari seorang pemilik toko percetakan. Grace tergolong siswa yang biasa saja dan sangat ingin ikut dalam pentas drama namun keinginannya menjadi salah satu anggota klub drama terhalang karena peraturan terbaru mengharuskan siswa yang ikut klub drama harus memiliki nilai IPK diatas 3,25 sedangkan nilai IPK Grace tak sampai menyentuk angka 3. Lyyn gak tega melihat Grace sedih. Akhirnya saat Ujian Tengah Semester, Lyyn bela-belain ngasih contekan ke Grace padahal saat itu suasana nggak mendukung banget,di tengah pengawas ujian yang killer banget wkwkw.

jadi adem liatnya

Dan akhirnya setelah UTS, Grace mendapat nilai yang tinggi. Grace punya pacar yang namanya Pat. Nah Grace ngasih tau ke Pat kalo yang ngasih contekan ke dia adalah Lyyn. Kemudian pas mereka bertiga bertemu, Pat ngajak Lin buat berbisnis dengan ngasih contekan ke kliennya dan tentunya Lin bakal dapat bayaran dari itu. Awalnya Lin nolak tawaran Pat karena tindakan kayak gini bukanlah tindakan yang mudah dan tentunya bakal beresiko terutama untuk Lin yang nyatanya merupakan murid teladan nan cerdas. Namun karena suatu hal,Lin mengiyakan ajakan Pat. Klien Lin yang semula hanya Pat dan Grace,bertambah menjadi beberapa orang hingga puluhan. Tentunya teknik membagikan contekan juga berubah.

hmm ada something antara mereka berdua

Tindakan Lin ini ternyata diketahui oleh Bank,yang juga merupakan siswa genius di sekolahnya Lin. Bank merupakan anak tukang cuci, atau laundry. Dia sendiri tinggal dengan ibunya yang sering sakit, Bank bisa bersekolah di Sekolah Pendidikan Bangkok karena mendapat beasiswa. Sayangnya, beasiswa yang dia dapat harus dia bagi dengan siswa lain yang tak lain adalah Lin.

suasana ujian

Trik Lin dalam membagikan contekan diketahui oleh Bank dan berakibat ayahnya dipanggil ke sekolah. Lin tentunya mendapat sanksi atas apa yang dia lakukan.

dapat peringatan

Bukannya kapok ataupun menyesal,Lin dan kawannya yakni Grace dan Pat kembali mengulangi hal yang serupa. Ayah Pat yang merupakan seorang pebisnis dan alumni mahasiswa Boston menyuruh Pat untuk berkuliah di Universitas Bonton, tak lupa ayahnya juga memanggil Grace yang sebelumnya sudah putus dengan Pat.

lagi nyusun strategi

Tapi karena ini mereka kembali bersama aduh. Ayah menyuruh Pat bersekolah di luar negeri juga karena ayahnya mengira bahwa putranya ini pintar. Nah sebelum itu, Pat dan Grace harus ikut ujian STIC atau tes bagi pelajar yang ingin kuliah di Amerika. Pat dan Grace yang nyatanya biasa aja mau gak mau minta tolong ke Lin. Lin yang kepepetpun membantu Pat dan Grace namun karena ujian STIC adalah ujian yang ketat, Lin harus memikirkan cara yang efektif dan aman. Dan teng teng, sekali lagi kegeniusan Lin sekali lagi terbukti,namun ada kendala. Untuk melancarkan aksi ini, diperlukan 1 orang lagi dan gak lain orang itu adalah Bank.

squad

Tentunya Bank gak akan setuju dengan tawaran ini,namun secara mengejutkan Bank setuju. Sementara itu Pat bertugas mencari klien dan Grace yang merupakan putri pemilik toko percetakan memanfaatkan toko percetakan milik ayahnya untuk mencetak contekan yang diselipkan dalam bentukbar code di pensil yang akan digunakan dalam ujian STIC nanti. Brilliant banget kan.

ciee lagi jalan-jalan berdua
umbrella scene,salah satu scene terlucu

Menjelang hari H, Bank dan Lin terbang ke Australia tepatnya Sydney untuk mengikuti ujian STIC. Lin dan Bank memilih melaksakan ujian STIC di Sydney karena perbedaan waktu antara Thailand dan Australia, nah perbedaan waktu ini memberikan keuntungan sekaligus peluang untuk melancarkan aksinya.

ujian STIC

Ujian STIC yang bertaraf internasional tentunya diawasi dengan ketat,nah Lin dan kawan-kawan punya cara sendiri untuk mengelabui pengawas.

ketahuan kan

Saat ujian berlangsung, Lin dan Bank sempat mengalami masalah,bahkan Bank kedapatan curang dan mendapat sanksi berupa dikeluarkan dari sekolah dan dilarang mengikuti ujian STIC lagi.

Untungnya  jawaban yang dikirim oleh keduanya berhasil terkirim dan di gunakan oleh klientnya. Pat,Grace beserta kliennya berhasil mendapatkan skor STIC sebesar 1460 merayakannya dengan pesta. Di tengah-tengah kegembiraan itu ,datanglah sebuah kabar buruk dimana terdapat anonim di twitter yang mengaku bahwa dia melihat temannya melakukan kecurangan saat ujian STIC berlangsung. Anonim tersebut bercerita bahwa temannya memiliki jawaban contekan yang diselipkan di barcode pensil. Alhasil tweet ini menjadi trending di Thailand dan berdampak kepada siswa Thailand yang mengikuti test STIC. Tahun inipun beberapa negara menolak siswa Thailand.

”skor STICku 1460″

Lin yang menyadari tindakannya ini salah mulai sedih dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahannya. Kehidupan seolah kembali berjalan dengan normal. Bank yang sebelumnya ditimpa kemalangan mulai bangkit dan mengubah bangunan penatunya menjadi lebih besar. Dari Laundry Little Bank menjadi Laundry Pak Bank.

Bank mengundang Lin ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu, ternyata Grace dan Pat juga ikut serta bersamanya. Bank mengundang Lin bukan tanpa alasan,Bank yang terkenal jujur tak disangka mengajak Lin untuk menjadi joki dalam ujian GATT-PATT. Tentunya Lin enggan,namun Bank mengancam Lin dengan mengatakan bahwa Bank akan melaporkan Lin sebagai otak dari skandal STIC.

hmhm

Mau tak mau Lin ikut dalam kegiatan ini. Strategi dan taktik yang digunakan juga sedikit berbeda. Kali ini mereka harus mengambil bocoran soal langsung dari perusahaan percetakan yang pengawasan dan keamanannya sangat ketat.

Seperti biasa,Pat mengumpulkan klien dan Grace yang mencetak jawaban. Namun kali ini rencana yang mereka susun tidak sesuai rencana bahkan kacau balau. Pertikaian tidak bisa dihindari. Bank yang mengerjakan soal di percetakan tidak mengingat jawaban yang mestinya diberikan kepada klien. Namun pada akhirnya jawaban yang tak pasti tersebut diberikan kepada klien

Lin yang sudah muak dan sedih menyerahkan diri dan mengaku menjadi salah satu orang yang mencuri soal bocoran ujian GATT-PATT. Joki beserta orang-orang yang terlibat dalam kebocoran soal dan juga termasuk Bank ditangkap.

Sementara itu Bank harus dikurung dalam lapas anak. Pat dan Grace harus berpisah demi tetap bersama. Wkwkw istilahnya gitu deh.

Endingnya cukup mengejutkan dimana Lin bertemu dengan Bank di lapas anak. Lin menawarkan sesuatu kepada Bank,Grace dan Pat. Dan disinilah yang menjadi tanda tanya,apa yang ditawarkan oleh Lin?

REVIEW

Baik versi series maupun film sangat recomended untuk ditonton. Pebedaanya sendiri tidak terlalu mencolok,dan jalan cerita serta plot yang disajikan juga tidakjauh berbeda dengan versi film. Mungkin saja satu-satunya hal yang menjadi pembeda adalah terletak di pemainnya. Menurut aku sendiri,pemain Bad Genius versi Film lebih terlihat dewasa. Sedangkan untuk yang versi series lebih terlihat seperti remaja pada umumnya.

Karena versi film memiliki durasi yang sangat singkat,maka pengenalan dan pendalaman karakter lebih terasadi versi seriesnya. Aku sendiri lebih suka sama versi seriesnya. Aku lebih dulu nonton versi series dibanding versi filmnya. Sebagian besar penonton lebih suka sama versi film,alasannya juga bermacam-macam. Ada yang bilang karena versi series lebih lambat sedangkan untuk versi film tegangnya benar-benar terasa.

Di series, karakter utama seperti Lin,Bank,Grace dan Path dikenalkan dengan secara detail dan jelas. Akting dan chemistry antar pemainnya juga lebih terasa. Dan ya namanya juga dunia anak remaja,di series ini dibumbui romansa ala remaja gitu. Apalagi hubungan antara Grace dan Path yang sempat putus nyambung. Dan tak lupa Lin dan Bank juga sama,walaupun gak sejelas dengan Pat dan Grace. Tapi sangat terlihat dan tergambarkan dengan jelas bahwa Bank dan Lin memiliki ketertarikan satu sama lain walaupun pada awalnya Bank sempat tidak suka terhadap Lin karena menurutnya Lin telah merebut beasiswa dari Bank.

Seperti yang aku bilang sebelumnya kalo versi series menjelaskan lebih gamblang dan jelas karakter dari pemainnya. Seperti Lin siswa genius namun di sisi lain mudah goyah, Bank yang punya karakter sedikit keras kepala, Grace yang sempat dijuluki dramaqueen karena perilakunya yang benar-benar sempat bikin emosi,dan tak lupa pula karakter Pat. Aku sendiri suka aja gitu liat karakter Pat , Paris berhasil meranin karakter Pat terutama bagian mimik dan expresi.

Dan yang utama dan gak akan ketinggalan saat membahas Bad Genius pasti cara menyonteknya yang benar-benar hmm bikin kagum. Mulai dari cara paling mainstream sampai antimainstream. Di awal Lin ngasih contekan ke Grace dengan cara menulis contekan di penghapus lalu mengopernya menggunakan sepatu. Lalu strategi ini berubah setelah guru Matematika Pak Soporn mengetahui aksi Lin dan Grace,jadi saat Pak Soporn yang mengawas Lin ganti strategi dengan mengalihkan perhatian Pak Sporn,sementara Grace di belakang menukar soal Lin dan soalnya,tentunya di lembar soal Lin terdapat contekan.

Saat Lin mulai mendapatkan klien, Lin kembali mengubah strategi. Awalnya Lin menggunakan “kunci piano” ,namun karena kliennya yang terdiri dari 5 orang nggak terlalu paham dan mengerti,jadi Lin mengganti strateginya. Lin mulai berpikir keras,dan secara tiba-tiba muncul ide menggunakan jarum jam sebagai kode. Wah wah benar-benar brilliant. Karena soal terdiri dari 60 nomor,maka setiap menit melambangkan nomor soal,sedangkan angka 1 , 2 , 3 , 4 dan 5 melambangkan pilihan jawaban ABCDE. Untuk scene yang ini sedikit berbeda dengan versi film,versi film menggunakan kunci piano dimana Lin memberikan contekan dengan menggerakan jari-jarinya seperti memainkan piano.

Tapi gak sampai disitu aja,karena ayah Lin punya utang , maka saat Ujian Semester berikutnya,Lin kembali “menjual” jawaban ke siswa lain namun dengan klien yang lebih banyak dan mencakup siswa dari kelas lain. Nah mungkin awalnya penonton akan bingung gimana cara Lin membagikan contekan,namun namanya siswa cerdas jenius pasti punya solusi. Kebetulan salah satu klient Lin merupakan anak broadcasting , dan kebetulan lagi speaker yang dipasang hampir di setiap ruangan sekolah lagi bermasalah. Kali ini Lin memanfaatkan moment tersebut dengan membagikan contekan lewat speaker menggunakan sound tertentu untuk mewakili setiap pilihan jawaban.

Sayangnya,tindakannya ini ketahuan sama Bank. Dan ya Lin dapat sanksi yang bikin ayahnya jadi kecewa sama Lin. Dan seperti sebelumnya,bukannya kapok lagi-lagi Lin malah rencanain aksi baru.

Cara selanjutnya ini pas ujian STIC, Lin yang kebetulan lagi VC-an sama ibunya di Australia tiba-tiba mendapat ilham. Dengan memanfaatkan perbedaan waktu antara Australia dan Thailand, Lin dan Bank ikut ujian STIC di Sidney dan mengirim jawabannya ke Thailand. Berbekal menggunakan 2 ponsel dimana salah satu ponsel tersebut di sembunyikan di toilet ,dan saat setelah sesi ujian selesai, dia harus menghafal jawaban dan ke toilet untuk mengirim jawaban tersebut. yang kemudian akan dicetak menjadi bar code yang akan ditempel di pensil. Aku yakin pasti diantara kita gak pernah kepikiran buat nyontek kayak gitu kan,apalagi untuk ujian sekelas internasional dengan pengawasan yang super ketat.

Aku sendiri bukan tipe siswa yang suka menyontek,aku paling pelit bagiin jawaban ke temanku,dan juga bukan tipe yang suka minta jawaban. Terlebih lagi buka buku buat nyontek,. Ya Itu dulu sih,pas SMA sering barter sama teman saat ujian,bahkan ngeliat buku. Tspi sumpah ya,ini itu nggak nyaman. Rasanya ada yang aneh aja gitu.

Di sisi lain latar tempat yang digunakan dalam series ini juga wow menurut aku. Sekolah yang punya fasilitas lengkap mulai dari ruang lab,ruang les musik,ruang perpustakaan sampai ruang komputer yang penuh dengan iMac tanpa harus gantian kalo make. Pokoknya beda banget lah sama yang di sekolahku.

Secara gak langsung series ini “menyinggung” sistem pendidikan di Thailand bahkan di seluruh dunia. Menyontek tak lebihnya sudah menjadi kebiasaan di sekolah di seluruh dunia saat ujian. Terlebih saat “nilai’ menjadi lebih penting daripada kejujuran. Tapi mau gimanapun kejujuran adalah hal yang penting ya. Budaya nepotisme juga menjadi salah satu hal yang ditunjukan di drama ini. Dimana saat kepala sekolah meminta Lin melepas beasiswa ke luar negeri dengan alasan banyak siswa yang berusaha keras untuk beasiswa ini. Tau-tau ada maksud tersembunyi. Ternyata kepala sekolah punya keponakan yang ngejar beasiswa itu,makanya kepala sekolah pengen Lin mengalah. Padahal ya semestinya saat menjadi orang besar di dunia pendidikan ,harusnya dapat menjadi teladan yang baik.

Melakukan hal yang salah demi mendapatkan keinginan kita ,Suatu hari nanti, kau akan menyesal

Bank

                                               

Gak cuma budaya nepotisme,budaya suap menyuap juga menjadi salah satu hal yang disorot dalam series ini yang sudah menjadi rahasia umum dilakukan oleh mereka yang berada dan punya kekayaan. Ini digambarkan saat Pat putra dari pemilik hotel besar di Bangkok masuk ke SMA bergengsi dengan menyuap sekolah,dimana orangtuanya membeli unit iMac untuk sekolah. Disisi lain, pacar Pat yakni Grace tidak bisa menjadi pemeran utama dalam pentas drama padahal dia memiliki skill akting yang bagus,ternyata alasan di balik itu karena salah satu temannya,Claurie yang langganan menjadi pemeran utama diketahui bahwa orangtunya mensponsori pentas drama sekolahnya,padahal akting temannya itu b aja,hahaha bahkan saat pentas disaat semua penonton baper bahkan menangis karena peran Grace,tiba-tiba jadi kesal dan malah pengen ketawa saat Claurie yang berlakon hehe.

Ya sekali lagi series ini membahas mengenai privillage khususnya bagi mereka yang memiliki biaya dan hmm wajah yang cantik.

Stereotip mengenai siswa genius tak lupa juga digambarkan di series ini,dimana Lin yang rapi dan memakai kacamata. Gak bisa dipungkiri bahwa orang yang berkacamata di masyarakat kita sering dianggap kutu buku yang cerdas. Kepiawaian Lin dalam memainkan piano juga mewakili stereotip mengenai kata “genius’ yang sering disandingkan bagi mereka yang bisa memainkan piano.

Gak lupa rasa kekeluargaan juga tergambarkan di series ini walau tidak terlalu memiliki porsi yang banyak namun memiliki peran yang mendalam. Seperti hubungan antara Lin dan orangtuanya, hubungan antara Pat dan orangtuanya  ataupun hubungan Bank dan ibunya. Hubungan Bank dan ibunya sangat menarik buat aku sendiri,aku jadi ingat adegan dimana saat  Bank mengantar ibunya ke RS namun harus antri berlama-lama padahal saat itu Bank harus ikut ujian. Jujur aku pengen nangis pas liat scene ini. Di luar sana banyak yang senasib dengan Bank,dimana di sisi lain harus membantu orangtua dan di sisi lain harus mengejar pendidikan. Dan gak jarang yang kayak gini terpaksa berhenti sekolah,dan alasan paling mayoritas karena masalah ekonomi dan finansial.

Ini series Thailand kedua yang aku tamatin,setelah Hormones season 1. Dan beberapa pemain dari series ini usianya hampir seumuran sama aku. Aku dan Grace cuma beda 1 tahun beberapa bulan doang. Lah kok malah bahas umur sih ya wkwkw.

Untuk endingnya sendiri,aku gak terlalu berexpektasi sih namun slah satu bagian endingnya bikin penasaran dan kayaknya mesti harus dibikin season 2-nya hehe.

Gak lupa soundtrack series ini juga patut diacungi jempol. Apalagi opening songnya yang khas banget. ‘Follow Me” yang dinyanyikan Violette Wautier dan Paris memberikan sensasi “tegang” dan semangat. Selain itu, Jaonaay juga ikut berpartisipasi dalam menyanyikan soundtrack Bad Genius,judulnya Gohng Rak Mai Dai atau Cant Cheat on Love, bdw doi ini anaknya aktris dan penyanyi Thailand yang terkenal jadi kualitas suaranya gak perlu diragukan. Ini lagu Thailand pertama yang aku suka. Nana juga ikut nyanyiin soundtrack yang judulnya Gwah Ja Ruk,yang adem dan merdu. Hmmm jujur aku agak heran kok June yang member BNK48 atau tepatnya idol nggak ikut ngisi soundtrack. Hmmm.

Hmm udah di penghujung tulisan. Mungkin sampai disini review aku mengenai series Bad Genius,yang merupakan series yang sangat aku rekomendasikan untuk ditonton. Bagi kalian yang belum nonton dan penasaran bagusan mana versi series dan filmnya, aku rasa tergantung. Filmnya cocok ditonton untuk orang yang suka suasana tegang dan tentunya durasi yang singkat,karena versi seriesnya menyajikan konflik yang tegang namun disetiap scenenya kita masih dikasih kesempatan untuk bernafas lebih lega,eh aku ngomong apaan sih.

Melakukan hal yang salah demi mendapatkan keinginan kita ,Suatu hari nanti, kau akan menyesal

Ibu Lin

Terima kasih buat crew dan pemain yang telah berpartisipasi dalam pembuatan series ini. Gimanapun kejujuran adalah hal yang penting.

Terima kasih juga para pembaca yang udah meluangkan waktu untuk sekedar mampir di blogku yang tulisannya gak jelas dan masih acakadul. Kritik dan saran ataupun komentar kalian sangat dibutuhkan untuk kemajuan blog ini. Sampai jumpa di postingankiu yang lain.

Ciao,